p>Mother's milk ASI have a role a very important role in the baby's growth process that starts from the beginning of its birth, so it is expected that breast milk production in postpartum mothers can meet the needs of babies at the beginning of their lives. The problem in this study was that 54% of primipara postpartum mothers had not yet produced breast milk on day 3 or 4. According to Istiqomah et al 2014, Zakaria's research 2016, the papaya fruit and Moringa leaf act as Laktogogum which can increase milk production and facilitate breast milk expenditure. This study aims to determine the effectiveness of consumption of young papaya vegetables and Moringa leaf vegetables on breast milk production in postpartum primipara mothers in the independent practice of midwives in Bandar Lampung City in 2018. The indicators used to determine breast milk production are seen from baby weight gain at 30 days first life. This type of research is quantitative research using the Quasi-experimental design, namely Non-Equivalent Control Group Design. The subjects of the study were 90 primiparous postpartum mothers. Data collection uses primary data. Analysis using the Independent Sample T-Test. The results showed increased breast milk production in primipara postpartum mothers who consumed young papaya vegetables seen from the average increase in baby weight at 30 days at 930 grams and primipara postpartum mothers who consumed kelor leaf vegetables on average baby weight gain 1270 gram. Whereas in primipara postpartum mothers who did not consume young papaya and kelor leaf vegetables, the average increase in body weight of infants aged 30 days were 847 grams. There was a significant difference in breast milk production in primiparous postpartum mothers between those who consumed young papaya vegetables and Moringa leaf vegetables to increase infant weight at 30 days with p-value As for effectiveness, consumption of vegetable Moringa leaves is more effective at increasing the baby's weight at 30 days of age compared to consuming young papaya vegetables. α=0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan peningkatan produksi ASI pada ibu post partum primipara antara yang konsumsi sayur pepaya muda dengan yang tidak mengkonsumsi sayur pepaya muda dan sayur daun kelor. Tabel 9. Perbedaan Peningkatan Produksi ASI Berdasarkan Penambahan Berat Badan Bayi Usia 30 Hari pada Ibu Post partum Primipara Antara yang Konsumsi Sayur Daun Kelor dan Tidak Mengkonsumsi Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor Tidak konsumsi Sayur Pepaya Muda Atau Sayur Daun Kelor Berdasarkan tabel 9, hasil uji Independent Samples Test, didapatkan p-value=0,000˂α=0,05 yang artinya ada perbedaan yang signifikan peningkatan produksi ASI pada ibu post partum primipara antara yang konsumsi sayur daun kelor dengan yang tidak mengkonsumsi sayur pepaya muda dan sayur daun kelor. Aliyanto, Efektifitas Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Produksi ASI …89 Tabel 10. Efektifitas Konsumsi Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Peningkatan Produksi ASI Berdasarkan Penambahan Berat Badan Bayi Usia 30 Hari Berdasarkan tabel 10, hasil uji Independent Samples Test, didapatkan p-value=0,001˂α=0,05 yang artinya ada perbedaan yang signifikan peningkatan produksi ASI pada ibu post partum primipara yang konsumsi sayur daun kelor dibandingkan dengan ibu post partum yang mengkonsumsi sayur pepaya muda berdasarkan penambahan berat badan bayi setelah usia 30 hari, dengan rata-rata penambahan berat badan bayi pada ibu post partum primipara yang mengkonsumsi sayur pepaya daun kelor sebanyak 1270 gram dan pada ibu post partum primipara yang mengkonsumsi sayur pepaya muda didapatkan rata-rata penambahan berat badan sebanyak 930 gram. Hal ini menggambarkan bahwa konsumsi sayur daun kelor lebih efektif meningkatkan produksi ASI dibandingkan dengan mengkonsumsi sayur pepaya muda. PEMBAHASAN Efektifitas Konsumsi Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor Hasil penelitian didapatkan bahwa mengkonsumsi sayur daun kelor lebih efektif meningkatkan produksi ASI dibandingkan dengan mengkonsumsi sayur pepaya muda dengan p-value 0,001. Hal ini dapat dilihat dengan indikator rata-rata penambahan berat badan bayi usia 30 hari pada ibu post partum primipara yang mengkonsumsi sayur daun kelor lebih banyak bila dibandingkan dengan ibu post partum yang mengkosumsi sayur pepaya muda. Rata-rata penambahan berat badan bayi pada ibu yang mengkonsumsi sayur daun kelor sebanyak 1270 gram, sedangkan pada ibu post partum yang mengkonsumsi sayur pepaya muda sebanyak 930 gram. Hal ini mendukung hasil penelitian Zakaria, dkk 2016 yang mengatakan bahwa mengkonsumsi daun kelor dapat meningkatkan kuantitas ASI dengan p-value 0,001. Pada ibu post partum primipara yang mengkonsumsi sayur pepaya muda bila dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi sayur pepaya muda maupun sayur daun kelor berdasarkan hasil penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada produksi ASI nya dengan p-value 0,182 dan dilihat dari rata-rata penambahan berat badan bayi pada usia 30 hari tidak berbeda jauh yaitu 930 gram dan 826,27 gram. Sedangkan pada ibu post partum primipara yang mengkonsumsi sayur daun kelor bila dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi sayur pepaya muda dan sayur daun kelor menunjukkan perbedaan yang signifikan pada produksi ASI nya dengan p-value 0,000 dan dilihat dari rata-rata penambahan berat badan bayi pada usia 30 hari menunjukkan perbedaan yang cukup banyak yaitu 1270 gram dan 826,27 gram. Pada penelitian ini kelompok ibu post partum pertama dianjurkan untuk mengkonsumsi sayur daun kelor sebanyak 100 gram per hari dan kelompok ibu post partum kedua dianjurkan untuk mengkonsumsi sayur pepaya muda sebanyak 100 gram per hari, dan masing-masing responden mengkonsumsi sayur daun kelor atau sayur pepaya muda selama 30 hari. Selanjutnya penambahan berat badan bayi diketahui dengan melakukan penimbangan pada hari ke 14, hari ke 21 dan hari ke 30 dan untuk mengetahui penambahan berat badan bayi, hasil pengukuran berat badan setelah 30 hari dikurangi dengan berat badan lahir. Selain itu juga pada penelitian ini, perlakuan terhadap responden sama dengan kelompok kontrol yang tidak mengkonsumsi sayur pepaya muda dan sayur daun kelor yaitu dilakukan inisiasi menyusui dini setelah bayi lahir, mengkonsumsi makanan standar untuk menu ibu nifas dan menyusui bayi sesuai dengan kebutuhan bayi on demand. Pada kelompok kontrol terdapat perbedaan peningkatan produksi ASI berdasarkan penambahan berat badan bayi setelah usia 30 hari, dimana rata-rata penambahan berat badan bayinya lebih sedikit yaitu 826,67 gram bila dibandingkan dengan ibu yang mengkonsumsi sayur daun kelor sebanyak 1270 gram dan yang mengkonsumsi sayur pepaya muda sebanyak 930 gram. Pada daun kelor dan pepaya muda merupakan tanaman yang mengandung laktogogum yang memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitoksin dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya paling efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Reflek prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI, waktu bayi menghisap puting payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal 90 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, April 2019, hlm 84-92 pada puting susu dan areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hipofisis melalui nervos vagus, kemudian ke lobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI. Berdasarkan hasil studi Mutiara, 2011 melaporkan bahwa daun kelor mengandung senyawa fitosterol diantaranya kampesterol, stigmasterol, dan β-sitosterol yang bersifat laktagogum yang dapat meningkatkan produksi ASI. Hasil penelitiannya menunjukkan pemberian tepung kelor dapat meningkatkan produksi air susu induk tikus secara nyata seiring dengan peningkatan konsentarsi yang diberikan. ASI merupakan cairan kompleks yang mengandung berbagai unsur penting yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin larut air, vitamin larut lemak, mineral, dan sel-sel epitel. Secara umum, kadar gizi ASI tinggi saat lahir dan akan berkurang selama periode laktasi. Pemanfaatan buah pepaya muda pada masyarakat sudah banyak ditemui, seperti baik untuk kesehatan mata, baik untuk pencernaan, yang digunakan untuk membuat sayur karena kandungan protein dan vitamin, serta dimakan untuk memperlancar dan memperbanyak produksi ASI. Pengolahan buah pepaya muda pada masyarakat biasa dilakukan dengan cara direbus, diurap, dikukus dan dioseng-oseng. Buah pepaya menjadi bahan makanan yang memiliki banyak manfaat dan mudah didapatkan oleh masyarakat karena bisa dengan mudah ditanam di pekarangan rumah. Pemanfaatan buah pepaya yang dapat meningkatkan produksi ASI, berkontribusi terhadap peningkatan/penambahan berat badan bayi. Keberhasilan menyusui tergantung dari produksi ASI yang dihasilkan oleh ibu setelah melahirkan. ASI diproduksi dari hasil kerjasama antara faktor hormonal. Hormon estrogen berperan menjaga tekstur dan fungsi payudara membesar dan merangsang pertumbuhan kelenjar ASI. ASI diproduksi setiap saat sebelum, selama dan sesudah mayi menyusu. ASI yang telah diproduksi disimpan dalam payudara ibu. Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar produksi ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dan akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 450-450 ml pada waktu mencapai usia minggu kedua. Produksi ASI yang mencukupi atau berlebihan akan berpengaruh terhadap peningkatan berat badan bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi air susu ibu salah satunya adalah asupan makanan. Makanan yang dikonsumsi ibu memengaruhi produksi ASI. Bila makanan yang disantap mengandung gizi seimbang dan teratur, diharapkan kelenjar pembuat ASI dapat bekerja optimal. Maka penuhi kebutuhan kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup. Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan tentu akan mengakibatkan terjadinya kemunduran dalam pembuatan dan produksi ASI. Makanan tambahan yang dianjurkan selama menyusui mengandung unsur protein dan makanan sebagai sumber vitamin. Berdasarkan beberapa penelitian, konsumsi sayur daun katu, papaya muda dan sayur daun kelor dapat membantu produksi ASI. Pada penelitian Istiqomah, dkk 2015, disebutkan bahwa berdasarkan hasil penelitian didapatkan produksi ASI sebelum konsumsi buah papaya rata-rata frekuensi menyusui adalah 5, 7 kali dengan standar deviasi 0,80131 dan setelah mengkonsumsi buah papaya rata-rata frekunesi menyusui mengalami peningkatan menjadi 9,75 kali dengan standar deviasi 0,78640. Pepaya muda Carica papaya L. mengandung saponin, alkaloid, mineral, vitamin dan enzim. Berdasarkan penelitian Kharisma dkk, 2011 didapatkan bahwa air buah pepaya muda memberikan efek meningkatkan jumlah dan diameter kelenjar mama. Getah lateks dari buah papaya muda memiliki efek sama dengan oksitosin pada uterus. Hormon prolaktin dan oksitosin berperan dalam peningkatan produksi air susu. Prolaktin berperan dalam sintesis air susu, sedangkan oksitosin berperan merangsang mioepitel disekitar alveolus untuk berkontraksi sehingga semprotan ASI dapat diteruskan melalui duktus Manuaba, 2007. Selain mengkonsumsi sayur pepaya muda, mengkonsumsi sayur daun kelor juga dapat meningkatkan produksi air susu ibu. Pada penelitian Zakaria, Veni Hadju, Suryani As’ad dan Burhanuddin Bahar, disebutkan bahwa kuantitas ASI meningkat pada kedua kelompok yaitu yang mendapatkan ekstrak daun kelor EK dan tepung daun kelor TK. Peningkatan kuantitas ASI berbeda signifikan antara kelompok EK dan TK masing-masing 263±129 to 600±120, p=0,001. Peningkatan kuantitas ASI berbeda signifikan antara kelompok EK dan TK. Pemberian EK dan TK dapat meningkatkan volume ASI, peningkatan volume ASI lebih tinggi pada kelompok yang mendapat EK disbanding TK, tetapi tidak berpengaruh terhadap kualitas ASI zat besi, vitamin C dan vitamin E. Aliyanto, Efektifitas Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Produksi ASI …91 Tanaman daun kelor merupakan bahan makanan lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam kuliner ibu menyusui karena mengandung senyawa fitosterol yang berfungsi meningkatkan dan memperlancar produksi ASI efek laktogogum. Secara teoritis, senyawa-senyawa yang mempunyai efek laktogogum diantaranya adalah sterol. sterol merupakan senyawa golongan steroid. Menurut hasil penelitian Mutiara menunjukkan bahwa pemberian tepung daun kelor dapat meningkatkan produksi air susu induk tikus secara signifikan. Pemberian dosis mulai 42 mg/kgBB secara signifikan dapat membuat sekresi air susu tikus putih meningkat dan berat badan anak tikus meningkat seiring dengan meningkatnya dosis yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa konsumsi sayur daun kelor lebih efektif untuk meningkatkan produksi ASI berdasarkan berat badan bayi pada masa 30 hari pertama kehidupannya dibandingkan konsumsi sayur pepaya muda. Peningkatan berat badan bayi merupakan indikator untuk menentukan pertumbuhan dan perkembangan bayi terutama pada 6 bulan pertama kehidupannya sehingga sangat tergantung dari produksi air susu ibu yang berdampak terhadap terpenuhinya kebutuhan bayi selama masa tersebut, karena pada masa tersebut bayi hanya tergantung pada air susu ibunya. Kecukupan ASI pada bayi ditandai dengan peningkatan berat badan bayi dalam masa 6 bulan pertama kehidupannya. Oleh karena itu dianjurkan pada ibu masa menyusui untuk menambahkan sayur daun kelor dalam menu makanannya untuk memperbanyak produksi ASI dan memperlancar pengeluaran ASI sehingga kebutuhan bayi akan ASI pada masa 6 bulan kehidupannya terpenuhi karena pada masa tersebut merupakan masa golden period dan bayi hanya tergantung terhadap pemenuhan ASI. Atas dasar tersebut, penulis menyarankan kepada tenaga kesehatan terutama bidan dan perawat untuk memotivasi ibu menyusui agar pada menu makanannya lebih sering ditambahkan dengan sayur daun kelor dan selalu mengkonsumsi sayur daun kelor pada periode menyusui agar produksi air susu meningkat. Selain itu juga dapat menjadi masukan bagi organisasi profesi Kota Bandar Lampung untuk memprogramkan kegiatan sosialisasi tentang manfaat mengkonsumsi sayur daun kelor terhadap peningkatan produksi ASI. SIMPULAN 1. Rata-rata penambahan berat badan bayi usia 30 hari dari ibu yang mengkonsumsi sayur pepaya muda yaitu 930 gram. 2. Rata-rata penambahan berat badan bayi usia 30 hari dari ibu yang mengkonsumsi sayur daun kelor yaitu 1270 gram. 3. Rata-rata penambahan berat badan bayi usia 30 hari pada ibu yang tidak mengkonsumsi sayur pepaya muda dan sayur daun kelor yaitu 826,27 gram. 4. Terdapat efektifitas pemberian sayur daun kelor dibandingkan dengan pemberian sayur pepaya muda terhadap produksi ASI berdasarkan penambahan berat badan bayi pada usia 30 hari dengan p value 0,001, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi sayur daun kelor pada ibu post partum primipara dalam waktu 30 hari lebih efektif meningkatkan produksi ASI bila dibandingkan dengan mengkonsumsi sayur pepaya muda. DAFTAR PUSTAKA Dinkes Provinsi Lampung. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2014. Bandar Lampung. Dinkes Provinsi Lampung. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015. Bandar Lampung. Dinkes Provinsi Lampung. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2016. Bandar Lampung. Istiqomah, S. B. T., Wulanadari, D. T., & Azizah, N. 2015. Pengaruh Buah Pepaya terhadap Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Menyusui di Desa Wonokerto Wilayah Puskesmas Peterongan Jombang Tahun 2014. Eduhealth, 52. Kharisma, Y., Ariyoga, A., & Sastramihardja, H. S. 2011. Efek ekstrak air buah pepaya Carica papaya L. muda terhadap gambaran histologi kelenjar mamma mencit laktasi. Majalah Kedokteran Bandung, 434, 160-165. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta Buku Kedokteran EGC. Oktova, R. 2017. Determinan yang Berhubungan dengan Pemberian MP-ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal Kesehatan, 81, 84-90. 92 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, April 2019, hlm 84-92 Prasetyaningati, D. 2018. Hubungan faktor kesehatan ibu postpartum dengan penyapihan dini di desa sidorejo kecamatan pare kabupaten kediri. Jurnal Keperawatan, 161. Salfina, Elmida. 2003. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Ekslusif di Kecamatan Tebet. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Mutiara T. 2011. Uji Efek Pelancar ASI Tepung Daun Kelor Moringa Oleifera Lamk Pada Tikus Putih Galur Wistar. Disertasi, Universitas Brawijaya. Zakaria, Z., Hadju, V., As' ad, S., & Bahar, B.. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Air Susu Ibu ASI Pada Ibu Menyusui Bayi 0-6 Bulan. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 123, 161-169. ... Memberikan bahan makanan yang mengandung lactogogum merupaka salah satu cara untuk meningkatkan volume ASI. Bahan makanan yang diduga mempunyai efek laktogogum diantaranya daun katuk Setiawandari & Istiqomah, 2017, daun pepaya Aliyanto & Rosmadewi, 2019 dan kacang hijau Mariati et al., 2019. Setiap 100 g daun katuk mengandung 59 kalori, 6,4 g protein, 1 g lemak, 9,9 g karbohidrat, 0,31 mg vitamin B2, 2,3 mg vitamin B3 dan 164 mg vitamin C Persagi, 2018. ...... Setiap 100 g daun katuk mengandung 59 kalori, 6,4 g protein, 1 g lemak, 9,9 g karbohidrat, 0,31 mg vitamin B2, 2,3 mg vitamin B3 dan 164 mg vitamin C Persagi, 2018. Demikian daun pepaya juga mempunyai kemampuan laktogogum juga Aliyanto & Rosmadewi, 2019. Setiap 100 g daun pepaya mengandung energi 79 kalori, protein 8 g, lemak 2 g, hidrat arang 11,9 g, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 g, vitamin A 1850 SI, vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg Persagi, 2018. ...Foodstuffs rich in lactogogum are very useful in increasing milk production, especially in postpartum mothers. This study studied the effect of a mixed drink of katuk leaves, papaya leaves, and green beans on increasing breast milk production and weight growth of baby mice. This type of research is an experimental RAL with four treatments and three repetitions on female mice of the DDY strain aged 2,5–3 months, a total of 32 mice with six mice each. Mice were divided into four groups, two treatment groups and two control groups. Its treatment for 12 days postpartum. Data analysis used ANOVA and continued with the Duncan test at a 5% confidence interval. The study results found that there was a significant difference in the average milk production of the mother mice in the four groups p= 0,003; there was no difference in the average total weight gain of mice during the four groups p= 0,187. In conclusion, giving a functional drink a mixture of katuk leaves, papaya leaves, and green beans has the same potential as commercial katuk leaf extract but has not increased breast milk production in mice. Suggestion, further research is needed to measure prolactin hormone levels and milk quality... Pemberian ASI pada bayi sangat penting terutama dalam periode awal kehidupan karena ASI memiliki protein dan kandungan kolostrum yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan dapat membunuh kuman dalam jumlah yang tinggi sehingga pemberian ASI dapat mengurangi risiko kematian bayi [1]. Proses menyusui segera setelah melahirkan juga membantu kontraksi uterus sehingga mengurangi kehilangan darah ibu pada pasca melahirkan. ...... Jantung pisang merupakan bunga yang dihasilkan oleh pohon pisang untuk menghasilkan buah pisang yang memiliki khasiat terhadap peningkatan sekresi air susu laktogogum mempunyai kandungan bahan aktif yang bekerja seperti releasing hormone prolaktin dan oksitosin, selain itu jantung pisang juga mengandung bahan aktif senyawa alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid, dan steroid [1]. Oleh karena itu responden mengalami peningkatan jumlah ASI setelah mengkonsumsi rebusan jantung pisang. ... Sri WulanDesri Meriahta Br. GirsangThe World Health Organization WHO recommends that babies get exclusive breastfeeding during the first 6 months, but many breastfeeding mothers are unable to give their milk because of lack of milk production. Based on the profile of the Republic of Indonesia Ministry of Health, 2017 the achievement of babies receiving exclusive breastfeeding in the North Sumatra region is still relatively low, only reaching the figure is far below compared to other provinces such as West Nusa Tenggara reaching West Sumatra %, South Sumatra DKI Jakarta and Riau province The purpose of this study was to determine the effect of banana inflorescence on milk production. This research used the Eksperimen method with Pretest-Posttest With Control Group design, with the technique of taking Simple Random sampling with a sample size of 20 people, 10 experimental groups and 10 control groups. Data collection began in May-June 2020 using observation sheets and measuring cups cc. This research used the univariate analysis with Paired T-Test and Bivariate Analysis with Independent T Test, with a significance level of 95%. The results showed an in the Eksperimen group who were given a 459 cc banana infloresence decoction and an average value in the Control group 310 cc which meant there were differences in milk production around 149 cc and p. Conclusion banana inflorescence influence to breast milk production in nursing mothers 0-6 months Sri Endang PujiastutiDinar Indri Bakti Salsabila Choiroel AnwarBACKGROUND Exclusive breastfeeding can be beneficial for both the baby and the mother. Efforts are needed to increase milk production so that mothers can still only breastfeed their babies. Moringa leaves can increase breast milk production because they contain flavonoids and polyphenols. Moringa leaf cookies were chosen because they are liked by many nursing mothers, can be stored for a relatively long time, and processing can lose nutrients. AIM The purpose of the study was to analyze the effectiveness of Moringa leaf cookies in increasing breast milk production. METHODS This was a quasi-experiment with pre-test and post-test non-equivalent control group design. The number of samples was 46 respondents on the 1st day of primiparous postpartum mothers who were divided into two into 23 intervention groups given Moringa leaf cookies 125 g/day for 14 days and Vitamin A and Fe tablets and 23 control groups were given Vitamin A and Fe tablets. In this study, milk production was measured through indicators of infant weight with the right level of accuracy. The analysis used in this study is the paired t-test, independent t-test, and multivariate Test. RESULTS There was a difference before and before being given Moringa leaf cookies in the intervention group, while the statistical test results obtained p = < There was a difference in body weight in the intervention group and the control group and the results of the statistical test p = < CONCLUSION Moringa leaf cookies 125 g/day for 14 days were effective in increasing breast milk production based on the baby’s WildaNelfi SarlisBreast milk is breast milk that contains optimal nutrition, both in quantity and quality, however, in fact, the coverage of breast milk in Indonesia is not in accordance with the expected target, namely 80%, like in 2011 the coverage of breast milk in Indonesia was Young papaya is a natural plant acts as a lactogum because it can increase and facilitate the production of breast milk. The purpose of this research is to determine the effectiveness of young papaya carica papaya L on the smooth production of mother's milk breastfeeding. This type of research used quantitative with quasi experiments. This research conducted in The working area of Puskesmas Sentajo Raya Teluk Kuantan in 2020. The population in this study were all mothers 81 breastfeeding children under 6 months of age who are in the Work Area Sentajo Raya Puskesmas and a sample of 15 people. The sampling technique used consecutive sampling. Univariate and bivariate data analysis Bivariate analysis was performed using thetest Wilcoxon. Research result It was found that the effectiveness of young papaya on the smooth production of breast milk, with a p value <α, namely < It is recommended to health workers at the Sentajo Raya puskesmas to increase knowledge regarding non-pharmacological therapy in increasing breast milk production, especially the effectiveness of young papaya against smoothness of breast milk in nursing KharismaArmaya AriyogaHerri S. SastramihardjaBreast milk is the best food for infants. Household Health Survey in 2005 showed exclusive breastfeeding were 4–12% in urban and 4–5% in rural areas. Objective of the study was to examine the effect of unripe papaya aqueous extract Carica papaya L. on lactating mammary glands histological appearance. The experiment was held on July–September 2009 at Padjadjaran University Clinical Pharmacology Laboratory and Health Research Unit of Dr. Hasan Sadikin Hospital in July–September 2009. A laboratorium experimental study conducted to 21 lactating Swiss Webster mice with 10 babies each. They were divided randomly into 3 groups n=7. Group I was negative control. Group II luteotropin 6 mg/30 g BW/day per oral and group III unripe papaya aqueous extract 20 mg/30 g BW/day per oral. Increased milk production was measured by average lactating mammary glands alveolar amounts and diameter count. Experiment started at 4th–16th lactation day. The result was analyzed using analysis of variance ANOVA followed by Tukey test. The average of alveolar amounts of group I, II and III, were and respectively. The average lactating mamary glands alveolar diameter of group I μ, group II μ and group III μ. Research showed that unripe papaya aqueous extract has better than negative control and equivalent effect with luteotropin on lactating mammary glands histological appearanceProfil Kesehatan Provinsi Lampung TahunLampung Dinkes ProvinsiDinkes Provinsi Lampung. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2014. Bandar Kuliah ObstetriManuabaManuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta Buku Kedokteran faktor kesehatan ibu postpartum dengan penyapihan dini di desa sidorejo kecamatan pare kabupaten kediriD PrasetyaningatiPrasetyaningati, D. 2018. Hubungan faktor kesehatan ibu postpartum dengan penyapihan dini di desa sidorejo kecamatan pare kabupaten kediri. Jurnal Keperawatan, 161.Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Ekslusif di Kecamatan TebetElmida SalfinaSalfina, Elmida. 2003. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Ekslusif di Kecamatan Tebet. Jurnal Kesehatan Efek Pelancar ASI Tepung Daun KelorT MutiaraMutiara T. 2011. Uji Efek Pelancar ASI Tepung Daun Kelor Moringa Oleifera LamkPengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Air Susu Ibu ASI Pada Ibu Menyusui Bayi 0-6 BulanZ ZakariaV HadjuS As' AdB BaharZakaria, Z., Hadju, V., As' ad, S., & Bahar, B.. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Air Susu Ibu ASI Pada Ibu Menyusui Bayi 0-6 Bulan. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 123, 161-169.
Banyakibu baru mengalami masalah suplai ASI rendah dan mencari-cari suplemen laktasi terbaik untuk meningkatkan produksi ASI. Berikut herbal untuk meningkatkan
- Daun katuk telah memiliki reputasi baik di kalangan ibu hamil dan menyusui sebagai pelancar ASI Air Susu Ibu sekaligus meningkatkan kuantitas produksinya. Tanaman katuk yang nama ilmiahnya Sauropus androgynus ini banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia, dengan ciri memiliki cabang lunak dan daun tersusun selang seling pada satu tangkai. Bentuk daunnya lonjong atau bundar dengan lebar sekira 1,25 - 3 cm dan panjang 2,5 cm. Warnanya hijau tua dengan aroma khas, sering disebut cekur manis dalam bahasa Melayu. Merujuk RSUD Ashari, sebuah studi yang dilakukan Sa'roni, Sadjamin, dkk, membuktikan ekstrak katuk mampu meningkatkan kuantitas produksi ASI sampai dengan 50,7%.Kandungan nutrisi dalam daun katuk Ada beberapa kandungan nutrisi dalam daun katuk yang terbukti memicu produksi ASI. Dalam beberapa penelitian, disebutkan katuk mengandung asam folat, Vitamin A, B, dan C yang mampu memenuhi sebagian kebutuhan ibu menyusui. Selain itu, ada kandungan polifenol dan steroid yang jika dikonsumsi ibu menyusui dapat memicu naiknya produksi prolaktin atau hormon pelancar ASI. Namun perlu diketahui bahwa kebutuhan nutrisi ibu menyusui bukan hanya dari daun katuk saja, sebab untuk melancarkan produksi ASI harus juga mengonsumsi karbohidrat, protein dan jenis makanan tinggi nutrisi lainnya. Ada pula Kalsium, fosfor, zat besi, dan potassium yang terdapat dalam daun katuk, melengkapi berbagai nutrisi yang lain daun katuk Selain membantu dalam produksi ASI bagi ibu menyusui, daun katuk juga menyimpan manfaat kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Berikut ini beberapa manfaat daun katuk, Mencegah osteoporosis Adanya kandungan kalsium, fosfor, zat besi, dan potassium di dalam daun katuk dapat membantu mencegah terjadinya osteoporosis atau pengeroposan tulang. Bahkan zat besi dalam daun katuk terbukti lebih tinggi jumlahnya dibanding daun pepaya dan daun singkong. Kesehatan gigi Kandungan kalsium dalam daun katuk secara tidak langsung juga membantu menjaga kesehatan gigi agar tak mudah keropos. Tingkatkan imunitas Menaikkan imunitas atau daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan konsumsi berbagai makanan sehat, termasuk daun katuk. Komplitnya nutrisi pada sayuran ini dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi yang dibutuhkan untuk melawan penyakit. Kesehatan mata Adanya berbagai jenis vitamin termasuk vitamin A adalah rahasia mengapa daun katuk juga baik bagi kesehatan mata. Redakan flu dan demam Ada kandungan efedrin dalam daun katuk, yang diketahui menjadi salah satu zat yang bermanfaat untuk melawan flu dan demam. Apalagi jika konsumsi daun katuk berupa sup hangat. Masih banyak lagi manfaat daun katuk terutama bagi kesehatan dan kecantikan, sehingga tak ada keraguan lagi untuk selalu menyajikan masakan berbahan dasar daun katuk bagi mengolah daun katuk Mengolah daun katuk sangatlah mudah, hampir sama dengan cara mengolah sayuran hijau lain semisal bayam, kelor, kangkung, dan lainnya. Misalnya untuk mengolah daun katuk menjadi sayur bening, berikut caranya 1. Pilih daun yang masih muda, agar tidak keras dan alot ketika dikonsumsi. Daun yang muda adalah daun yang berada mulai pucuk hingga ruas ke 3-4. Petik daun yang masih muda, dan cuci bersih. 2. Siapkan 2-3 gelas air bersih dan rebus hingga mendidih. 3. Bumbu yang digunakan cukup irisan bawang merah dan satu ruas rimpang kunci. 4. Kaldu bubuk secukupnya untuk melengkapi rasa. 5. Jika air sudah mendidih, masukkan daun katuk dan aduk rata, 1 menit kemudian matikan api agar kandungan nutrisi dalam daun katuk tidak rusak. Sayur bening daun katuk siap dihidangkan. Baca juga Apa Penyebab ASI Berkurang dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Ibu dengan Mastitis Boleh Menyusui Tidak Ketahui Perawatan Infeksi - Kesehatan Kontributor Cicik NovitaPenulis Cicik NovitaEditor Nur Hidayah Perwitasari
Mamahoney utk busui..Rp.25.000. Komposisi madu mamahoney busui , madu ternak kualitas super diperkaya ekstrak daun katuk, sari kurma,habattusauda fenugreek.,dll.. Isi 185gr untuk pembelian di atas 10 box dapatkan harga khusus.
– Secara fisiologis seorang ibu yang hamil dan melahirkan pasti dapat memperoduksi air susu ibu ASI untuk sang anak. Produksi ASI tersebut secara alami dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bayi terjadi ketidaksesuaian seperti volumenya berkurang dan tingkat kekentalannya menurun, pasti ada penyebabnya. Baca juga 13 Makanan yang Bisa Jadi Booster ASI Bagi Ibu Menyusui Beberapa hal yang bisa jadi penyebab ASI tidak lancar, yakni Ibu kurang istirahat Ibu berdiet sehingga nutrisinya menjadi kurang Pilihan cara KB keluarga berencana yang salah Ibu mengalami stress Ibu merokok Bisa juga karena mencampur susu formula pada bayi Untuk menjamin kebutuhan nutrisi bagi bayi, para orangtua sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau bidan jika mengalami kendala produksi ASI bermasalah. Salah satu hal yang sangat mungkin akan disarankan, yakni bagi para ibu untuk memperbaiki pola makan atau mengonsumsi sejumlah tanaman untuk pelancar ASI. Terkait tanaman untuk pelancar ASI sendiri, ada cukup banyak pilihan yang tersedia di sekitar kita. Balai Besar Penelitian dan Pengambangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional B2P2TOOT Kementerian Kesehatan Kemenkes turut memberikan referensinya. Berikut ini sejumlah tanaman yang terbukti bermanfaat untuk pelancar ASI, melansir Buku Tanaman untuk Pelancar ASI di Sekitar Kita 2015 karya Elok Widayanti, MSi terbitan B2P2TOOT Tawangmangu, Karanganyar 1. Bayam merah Bayam merah dengan nama latin Amaranthus hybridus L. memiliki kandungan kimia , antara lain Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfot Besi Vitamin A Vitamin B Vitamin C Air Selain itu, bayam merah juga mengandung banyak serat dan di dalam daunnya terdapat karotein, klorofil, dan saponon. Sementara, pada batangnya ditemukan alkaloid, flavonoid, dan polifenol. Oleh karena kandungannya tersebut, bayam merah dianggap memiliki manfaat, sebagai berikut Dapat meningkatkan kerja ginjal dan bersihkan darah sehabis bersalin Membantu mengobati anemia Membantu mengobati disentri Memperkuat akar rambut Memperlancar ASI Baca juga Mitos atau Fakta, Makan Kangkung Sebabkan Kantuk? 2. Bangun-bangun Ilustrasi Tanaman Bangun-bangun Bangun-bangun dengan nama latin Plectranthus amboinicus Lour. Sprengterbukti mengandung saponin, flavonoid, polifenol, yang dapat meningkatkan hormon-hormon menyusui, seperti prolactin dan oksitosin. Bangun-bangun juga mengandung zat besi dan karotenoid. Oleh karena kandungan kimia itu, tanaman bangun-bangun dianggap memiliki manfaat sebagai berikut Pelancar ASI Mengobati luka Demam dan sakit kepala Asma dan batuk 3. Daun katuk Ilustrasi daun katuk Daun katuk dengan nama latin Sauropus androgynous L. Merr terbukti banyak mengandung karoten yang cukup tinggi, α-tokoferol 426 mg/kg, dan asam askorbat 244 mg/100 g daun. Dengan kandungan kimia tersebut, daun katuk dianggap memiliki manfaat, sebagai berikut Pelancar ASI Pelangsing 4. Daun singkong Daun singkong atau ubi kayu yang memiliki nama latin Manihot esculenta Crantz terbukti mengandung banyak senyawa, seperti Vitamin A Vitamin B17 Vitamin C Kalsium Fosfor Protein Lemak Hidrat arang Zat besi Asam amino Asam Glutamik Fenilalanin Tirosin Triptofan Dengan kandungan nutrisi tersebut, daun singkong pun dianggap memiliki manfaat berikut ini Mengatasi rematik Mengobati sakit kepala Mengobati diare Mencerdaskan otak Memperbanyak produksi ASI 5. Kacang hijau SHUTTERSTOCK Ilustrasi kacang hijau. Kacang hijau dapat tumbuh hampir di seluruh tempat di Indonesia, baik di dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 500 mdpl. Setelah diteliti, tanaman dengan nama latin Phaseolus radiates L. terbukti banyak mengandung zat gizi baik sebagai berikut Protein Mineral Kalsium Fosfor Lemak Vitamin B1 tiamin Vitamin B2 riboflavin Dengan kandungan nutrisi tersebut, kacang hijau pun dianggap memiliki beragam manfaat, di antaranya Antioksidan yang terkandung di dalamnya dapat membantu memperlambat proses penuaan dan mencegah penyebaran sel kanker Kandungan vitamin E membantu meningkatkan kesuburan Sangat baik untuk menjaga keasaman lambung dan memperlancar pencernaan karena bersifat alkalis basa Untuk kecantikan, yakni membantu meremajakan dan menghaluskan kulit, menghilangkan noda-noda hitam pada wajah, menyembuhkan jerawat, menyuburkan rambut dan melaningkan tubuh Memperbanyak ASI 6. Kelor shutterstock Ilustrasi daun kelor Kelor dengan nama latin Moringa oliefera Lamk. pada umumnya tumbuh subur dari dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah kecuali tanah berlempung berat dan menyukai pH tanah netral sampai sedikit asam. Setelah diteliti, daun kelor terbukti mengandung zat gizi, sebagai berikut 20,51 persen protein 19,25 persen fiber 2,63 persen lemak 43,78 persen karbohidrat Analisis elemen menunjukkan kandungan kalsium dan besi yang cukup, berturut-turut sebesar 2007,67 dan 26,34 mg/100 g daun kering. Daun kelor juga kaya akan senyawa alami antioksidan, seperti β-karoten Vitamin C Kalsium Potasium Dengan kandungan kimia tersebut, daun kelor dianggap memiliki manfaat sebagai berikut Meningkatkan produksi ASI Mecegah anemia Menurunkan kadar gula darah Mengatasi rematik Mengatasi pegal linu, encok, dan pereda nyeri 7. Pare Ilustrasi pare Pare yang memiliki nama latin Momordica charantia L., banyak terdapat di daerah tropika. Tanaman ini bisa tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah kosong, tegalan, maupun dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan pada pagar untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlikan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat yang agak terlindungi. Setelah diteliti, pare memiliki kandungan kimia, sebagai berikut Senyawa alkaloid Triterpenoid Saponin Flavonoid diduga dapat bersifat toksik pada kadar tertentu Dengan kandungan tersebut, pare pun dianggap memiliki sejumlah manfaat berikut Penambah nafsu makan Pelancar ASI Obat sariawan Obat perut kembung Penurun gula darah Bijinya didgunakan sebagai obat luar luka Daun sebagai obat cacing Peluruh haid Penurun panas Baca juga Jangan Disepelekan, Ini 21 Manfaat Kesehatan Konsumsi Pare 8. Pepaya Buah pepaya Tanaman dengan nama Carica papaya L. ini dapat tumbuh di hampir semua benua di wilayah tropis dan sub tropis. Di Indonesia, pepata dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat mdpl, pada daerah dengan iklim sedang sampai basah curah hujan mm. Setelah diteliti, buah pepaya mengandung banyak senyawa sebagai berikut Protein Gula Vitamin A dan vitamin B thiamin, riboflavin Vitamin C asam askorbat Vitamin D Asam folat Karotenoid Karbohidrat fluktosa, glukosa, manitol, xylitol Minak atsiri Getah yang terkandung dalam setiap bagian tanaman pepaya bahkan mengandung sejumlah enzim esterase, protease, dan enzim yang paling banyak terkandung adalah papain enzim proteolitik dan kimopapain. Dengan kandungan nutrisi tersebut, buah pepaya akhirnya dianggap memiliki manfaat sebagai berikut Pelancar pencernaan Membantu pengobatan demam berdarah Penambah nafsu makan Pelancar ASI Membantu pengobatan jerawat Membantu pengobatan nyeri haid Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Ekstrakdaun katuk dalam bentuk patch memiliki efek yang relatif sama dengan natrium diklofenak dalam penyembuhan radang. Ekstrak daun katuk dalam bentuk patch memiliki efek yang relatif sama dengan natrium diklofenak dalam penyembuhan radang. Sabtu, 2 Oktober 2021; Cari. Network. Tribunnews.com;
Salah satu upaya yang sering dilakukan oleh ibu menyusui untuk mengatasi kendala ASI sedikit adalah mengonsumsi daun katuk. Hal ini karena secara turun-temurun daun katuk dipercaya bisa memperbanyak jumlah ASI. Lalu, bagaimana faktanya? Memiliki ASI yang sedikit bisa membuat ibu menyusui cemas, lantaran khawatir pertumbuhan dan perkembangan bayi terganggu karena tidak mendapatkan asupan ASI yang cukup. Guna meningkatkan jumlah ASI, tak sedikit ibu menyusui yang memilih untuk mengonsumsi daun katuk sebagai booster ASI. Daun Katuk Bisa Memperbanyak ASI Bila saat ini Busui sedang berupaya memperbanyak jumlah ASI dengan mengonsumsi daun katuk, Busui patut berbahagia. Pasalnya, anggapan bahwa daun katuk bisa memperlancar ASI bukanlah mitos belaka. Daun katuk diketahui mengandung fitosterol dan papaverine. Kedua senyawa alami ini diketahui dapat meningkatkan meningkatkan kadar serta peredaran hormon prolaktin dan oksitosin, yakni hormon yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan produksi ASI. Selain itu, daun katuk juga mengandung gizi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui, antara lain protein, lemak, karbohidrat, serat, serta vitamin B6, C dan D. Dengan tambahan nutrisi dari daun katuk, ASI yang diproduksi juga akan lebih berkualitas dan bisa memenuhi kebutuhan gizi bayi dengan lebih baik. Manfaat daun katuk untuk ibu menyusui tidak hanya itu saja. Rutin mengonsumsi daun katuk juga diduga bisa menjadi salah satu cara untuk memangkas bobot tubuh pascamelahirkan. Setelah mengetahui informasi di atas, kini Busui tidak peril ragu bahwa daun katuk memang bisa memperbanyak ASI. Meski begitu, mengonsumsi daun katuk bukanlah satu-satunya cara untuk memperbanyak ASI. Pola hidup yang sehat dan cara menyusui yang benar tetaplah kunci utama sukses menyusui. Jadi, Busui juga disarankan untuk rutin berolahraga ringan, beristirahat yang cukup, mengelola stres dengan baik, serta menyantap makanan bergizi di setiap waktu makan maupun ngemil. Mengikuti kelas menyusui juga bisa menjadi pilihan, terutama jika ini pengalaman pertama Busui. Jika setelah Busui mengonsumsi daun katuk dan menerapkan cara-cara lainnya ASI Busui tetap sedikit atau mungkin tidak keluar sama sekali, sebaiknya konsultasikan kepada dokter atau konsultan laktasi untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.
Sedangkanyang mengkonsumsi daun katuk (93,8%) mengalami asi lancar. Hasil uji Wilcoxon untuk konsumsi buah kurma di dapatkan p-value 0,005 dan untuk konsumsi daun katuk p-value 0,000 yang artinya p value
Manfaat daun katuk yang paling populer adalah sebagai pelancar ASI. Itulah sebabnya, tidak sedikit ibu menyusui yang rutin mengonsumsi daun ini. Selain melancarkan produksi ASI, masih banyak manfaat daun katuk untuk kesehatan yang perlu diketahui. Daun katuk Sauropus androgynous dapat dikenali dari ukurannya yang kecil, berwarna hijau gelap, dan disertai corak keperakan pada bagian tengahnya. Di Indonesia, daun katuk biasa digunakan sebagai bahan masakan, dikonsumsi langsung sebagai menu lalapan, atau dikonsumsi sebagai teh herbal dan suplemen. Kandungan Nutrisi Daun Katuk Daun katuk merupakan tanaman dengan kandungan nutrisi yang bervariasi, seperti Protein Vitamin A Vitamin C Kalsium Fosfor Daun katuk juga diketahui mengandung berbagai zat antioksidan, seperti polifenol dan flavonoid. Manfaat Daun Katuk bagi Kesehatan Berkat kandungan berbagai nutrisi di dalamnya, daun katuk menawarkan ragam manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti 1. Meningkatkan produksi ASI Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin. Sebuah penelitian membuktikan bahwa kandungan vitamin A dalam daun katuk bermanfaat untuk meningkatkan kadar hormon prolaktin, sehingga produksi ASI juga meningkat. Namun, daun katuk bukanlah satu-satunya cara untuk memperbanyak ASI. Untuk melancarkan produksi ASI, ibu menyusui perlu mencukupi kebutuhan nutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, minum air putih yang cukup, beristirahat yang cukup, dan mengurangi stres. 2. Menurunkan kadar gula darah Beberapa riset menunjukkan manfaat daun katuk dalam menurunkan kadar gula darah dan menjaganya tetap stabil. Oleh karena itu, daun katuk baik dikonsumsi untuk menurunkan risiko terkena diabetes. 3. Mencegah obesitas Obesitas adalah masalah kesehatan kompleks yang terjadi ketika penderitanya memiliki berat badan yang sangat berlebih akibat penumpukan jaringan lemak di dalam tubuh. Sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak daun katuk bermanfaat untuk mengurangi pembentukan jaringan lemak, sehingga bisa mencegah obesitas. Sayangnya, manfaat daun katuk ini masih perlu diteliti lebih lanjut. 4. Menyembuhkan luka Manfaat daun katuk selanjutnya adalah mempercepat penyembuhan luka. Manfaat ini didapatkan berkat kandungan antioksidan dan antibakteri di dalam daun katuk. Kandungan antioksidan dalam daun katuk dipercaya dapat mempercepat regenerasi jaringan baru. Sementara itu, aktivitas antibakteri pada daun ini diduga dapat melawan bakteri yang menginfeksi luka penderita diabetes. 5. Mengatasi peradangan Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi atau cedera, dan biasanya akan mereda dengan sendirinya. Meski demikian, peradangan kadang bisa berlangsung lama. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan kanker. Nah, daun katuk mengandung zat antiradang yang dapat mengurangi peradangan. Mengonsumsi daun ini dipercaya dapat meredakan reaksi peradangan yang sedang terjadi di dalam tubuh. Daun katuk memang menyimpan beragam manfaat yang baik untuk kesehatan. Akan tetapi, efektivitas dan tingkat keamanan daun katuk sebagai suplemen atau obat masih perlu diteliti lebih lanjut. Jika Anda ingin menggunakan daun katuk sebagai suplemen atau obat, disarankan untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter, terlebih jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan dari dokter.
Hormonprolaktin dan oksitosin adalah dua hormon yang membantu produksi serta pengeluaran ASI. Di luar kandungan nutrisinya, persepsi bahwa daun katuk dapat memperlancar ASI diduga ikut memengaruhi peningkatan produksi ASI. Hal-hal yang dipercaya dapat melancarkan ASI dalam ilmu laktasi disebut dengan galaktagog, laktagog, atau laktagoga.
Untukmemperlancar produksi air susu ibu(ASI) Daun katuk telah digunakan untuk menurunkan berat badan 2.1.6 Efek Negatif daun katuk dapat mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor 2.qejala sulit tidur, 3.tidak enak makan, jurnal daun katuk. Endang Supriyatna. antioksidan daun katuk. Vickyselta. Bab 2 Daun Katuk.
PengertianLancar ASI. Lancar ASI adalah obat tradisional yang mengandung ekstrak daun katuk (Sauropi Folium) yang baik bagi ibu menyusui untuk memperbanyak dan memperlancar produksi ASI.Pemberian ASI secara eksklusif disarankan hingga enam bulan awal kehidupan bayi karena ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi.
Selain inovasi puding daun kelor yang sudah banyak diusulkan sebagai pemenuhan makanan tambahan pada anak untuk mencegah stunting, kami di sini membuat inovasi puding daun katuk sebagai pelancar ASI pada ibu menyusui agar bayi dapat terpenuhi asupan gizinya dengan ASI Eksklusif selama 6 bulan." ujar Indah Mafazatin Nailiah sebagai salah
bun makanan atau suplemen untuk memperlancar dan memperbanyak asi apa ya? selain daun katuk?
DaunKatuk Untuk Memperlancar ASI - Hallo sahabat inspirasi masakini, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Daun Katuk Untuk Memperlancar ASI, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel kehamilan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
I2ghQtA. h9ckqniin1.pages.dev/818h9ckqniin1.pages.dev/767h9ckqniin1.pages.dev/582h9ckqniin1.pages.dev/583h9ckqniin1.pages.dev/157h9ckqniin1.pages.dev/737h9ckqniin1.pages.dev/417h9ckqniin1.pages.dev/781
jurnal daun katuk untuk memperlancar asi